alim
PEMBAHASAN
A.Pengertian Misionarisme.
Ajaran islam yang sesuai dengan perkembangan zaman dan
menjadi rahmat bagi seluruh alam, dan bahkan ummat islam diberikan gelar
sebagai sebaik-baik ummat (khairu ummah), maka ummat islam harus mampu
membawakan dan menyebarkan agama islam untuk dikatan sebagai khairu ummah. Dari
satu sisi, seiring dengan perjalananan dakwah islam, orang-orang Barat tidak
ingin ketinggalan untuk menyebarkan agama mereka yang dianggap benar, sebutan
dalam agama mereka adalah misionarisme, yang tentunya memiliki konsep berbeda
dengan konsep dakwah.
Karena hal
itulah, maka ummat islam harus mampu membedakan pandangannya sendiri dengan
orang Barat tentang misionarisme. Bagi
mereka, misionarisme merupakan suatu
usaha untuk mempersiapkan para misionaris. Mereka mempelajari mempelajari
bagaimana caranya melakukan propaganda secara halus sebagai strategi khusus
untuk masuk agama Kristen. Stretegi ini dipelajari tentunya setelah mereka
mengetahui dan mempelajari kondisi psikis bangsa Timur, serta bagaimana cara
supaya mereka mengenalkan ajaran-ajaran Nasrani kepada sebagian kelompok muslim
dan penganut agama lainnya agar mustad dan masuk agama mereka.
Pebedaan Makna
Misionarisme Dan Dakwah Islam
Misionarisme
dalam pandangan umat islam dengan pemahaman orang-orang Barat adalah hal yang
tidak dibenarkan. Ketika kaum muslimin mempelajari bentuk-bentuk,
perantara-perantar dan faktor-faktro pendorong timbulnya misionarisme, tiada
lain dilakukan sebagai bentuk kewaspadaan kepada kaum muslimin akan tipu daya
kaum misionaris.
Inilah
pandangan khusus kita mengenai gerakan misionarisme yang sekilas hampir sama
dengan dengan pandangan orang Nasrani mengenai pola dakwah Islam, padahal
keduanya jelas-jelas berbeda dari sisi bahasa dan juaga budayanya. Islam tidak
mengenal istilah pengislaman sebagaimana dalam agama Kristen dikenal dengan
bebagai istilah antara lain; Kristenisasi, Misionarisme, Pembaptisan.
Sesungguhnya
islam tidak rela dan tidak mengakui cara-cara tidak terpuji, seperti adanya
pemaksaan dalam hal beragama, juga mengambil kesempatan dibalik kesusahan orang
lain, dengan dalih misi sosial, walaupun tujuannya bisa dibenarkan akan tetapi
yang kita tolak adalah cara-cara pemaksaan yang dilakukan untuk mencapai
tujuannya.
Ada banyak hal
yang dirusak oleh kaum misionaris, mulai dari penghilangan sejarah yang telah
diukir oleh ummat islam dahulu, orang-orang misionaris telah mencoreng
lembaran-lembaran putih yang dihasilkan oleh islam dengan warna-warna kelam dan
gelap, bahkan tidak disebut sedikitpun kemajuan peradaban yang telah dicapai
oleh ummat islam kecuali islam hanya digambarkan sebagai agama yang identik
dengan agama peperangan dan fitnah serta digambarkan bahwa para khalifah
selepas Rasulullah wafat hanya mementingkan diri sendiri. Mereka mengatakan
bahwa para Khalifah itu hidup di Timur dengan melakukan berbagai penindasan dan
penganiayaan. Seolah-olah islam itu tidak pernah sama sekali mengalami
kejayaan, sehingga sebagian ummat islam terpengaruh terhadap perkataan para
misionaris. Itu semua sengaja di seting Misionaris dalam rangka melancarkan dan
mempermudah dalam menyampaikan pesan-pesan yang mereka bawa, sebab dengan cara
apapun bisa mereka tempuh untuk dapat menundukkan islam walaupun hal itu sangat
bertentangan pada diri mereka.
Akhirnya banyak
orang islam yang terpengaruh dan terjerumu dengan konspirasi ini sehingga jauh
dari agama mereka dan sebagain kaum muslimin tunduk dan bertekuk lutut
dihadapan kaum salibis tersebut.
Pada
kenyataanya dan harus diakui bahwa pada saat ini ummat islam lemah, yang
mestinya kita bisa menghalau mereka melalui ilmu-ilmu yang terdapat didialam
islam walaupun dari segi fisik kita lemah, namun dari segi ilmu dan semanagat
kita tidak boleh menyerah sedikitpun. Karena dakwah islam sangat diperlukan
untuk melawan arus pergerakan kaum misionaris, atau paling tidak dapat
menyeimbangi konspirasi mereka, bukan hanya dengan termenung berpangku tangan
sambil meratapi kelemahan dan kekurangan yang selama ini kita alami.
Dakwah Islam
Dakwah dalam
islam tentu harus sesuai dengan syari'at yang telah ditetapkan, sorang da'i
yang mengajak kepada islam harus mengetahui hal itu, dan sudah menjadi hal yang
maklum dikalangan para da'i bawasanya dakwah islam tentu jauh berbeda dari
konsep konsep misionarime yang selalu memaksa dan mencari kesempatan dalam
kesempitan, menjadikan orang-orang orang yang kesulitan sebagai ladang mereka
dalam menyampaikan misi, membantu dengan dalih misi sosial namun berujung pada
tercapainya tujuan dari misi mereka.
Cara kaum
misionaris dalam menyampaikan misinya tentu tidak dibenarkan, namun islam
memiliki konsep tersendiri tentang dakwah, terdapat dalam al-Quran al-Karim
perintah dan metode dakwah yang sangat jelas, terdapat pada surat an-Nahl ayat
125 "Ajaklah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah (bijaksana) dan
nasihat yang baik dan hendanya berbantah-bantahan dengan cara yang baik".
Sementara didalam kitab yahudi dan Nasrani, tidak terdapat satupun ayat yang
menjelaskan tentenag metode berdakwah, akan tetapi para misionaris menetapkan
metode mereka sendiri yang dirancang melalui berbagai dan diskusi yang mereka
selenggarakan.
Pergerakan
misionaris
Aktifitas
misionaris sempat terhenti dan menjadi catatan buruk serta menjadi masa yang
kelam bagi kaum misionaris ketika pada masa-masa daulah Utsmaniyah, sehingga
menyebabkan banyak orang mulai melirik kepada islam, hal inilah yang menjadikan
kaum Nasrani selalu menanamkan kebencian dan kedengkian dalam hati mereka
terhadap islam. Awalnya mereka ingin menaklukkan islam dengan kekuatan, namun
usaha mereka sia-sia, ini terbuti ketika perang Salib, yang pada akhirnya
mereka terusir dari tanah suci Palestina.
Perang Salib telah memberikan
pelajaran baesar kepada kaum nasrani, sehingga mereka mengubah metode dan
langkah mereka untuk menaklukkan islam, yaitu perang melalui pemikiran, Kaum
muslimin digeser dari agamanya dengan cara-cara yang halus dan dalamai tanpa
peperangan, bahkan sebagian ummat islam tidak sadar akan pergerakan tersebut.
Ummat islam dinina bobokkan melalui ajaran-ajaran kaum misionaris, termasuk
mereka menyamarkan makna jihad.
Misionarisme
adalah gerakan kristenisasi yang bertujuan memurtadkan ummat Islam atau paling
tidak membuat ummat Islam asing dan aneh terhadap ajarannya sendiri.([1])
B.Sejarah
Kedatangan
Misionarisme
di Dunia Islam.
Proses masuknya misionaris Kristen adalah bersama tentara imperialis Eropa ke negara-negara
timur, termasuk negara-negara Islam, untuk menyampaikan ajaran agama mereka.
Aktivitas dan kinerja misionaris ini bisa disebut sebagai bantuan terhadap
imperialis. Kini timbul pertanyaan, faktor apakah yang menyebabkan gerakan
misionaris ini bekerjasama dengan imperialisme di negara-negara Islam?
Sebagian
para pakar menyebutkan bahwa akar utama kerjasama antara gerakan misionaris
dengan para imperialis ialah perang salib. Salah satu periode yang amat penting
dalam sejarah hubungan dunia Islam dan Kristen adalah era Perang Salib. Perang
Salib dimulai pada tahun 1095 Masehi atau 489 Hijriah dan berlangsung sampai
selama hampir dua abad. Jumlah perang yang terjadi selama masa itu
tidaklah jelas, namun perang terbesar terjadi sepuluh kali dan di setiap perang
terjadi banyak pertempuran. Di sepanjang Perang Salib, yang dimulai dengan
serangan orang-orang Kristen ekstrim untuk menaklukkan Baitul Maqdis, ratusan
ribu umat Islam telah terbunuh. Namun, umat Islam berhasil mempertahankan
Baitul Maqdis dan tentara salib terpaksa meninggalkan Suriah, Mesir, dan
kawasan muslim lainnya.
Banyak
pendapat yang dikemukakan mengenai penyebab dan motivasi terjadinya Perang
Salib ini. Doktor John L. Esposito, dosen universitas George Town Amerika
menulis: Sebagian besar masyarakat Barat mengakui adanya kenyataan tertentu
yang berhubungan dengan Perang Salib, tetapi banyak di antara mereka yang tidak
mengetahui bahwa Perang Salib yang mengakibatkan korban yang amat besar
ini adalah atas perintah Paus. Bagi umat Islam, kenangan atas Perang Salib
merupakan satu contoh nyata dari militerisasi kristen ekstrim, sebuah kenangan
yang membawa pesan bagi serangan dan imperialisme Kristen barat.
Menurut
para ahli sejarah, Perang Salib adalah hasil dari kebijakan para pemimpin
gereja, pemerintah Eropa, serta misionaris yang menentang Islam. Sikap tamak
dan kefakiran yang melanda masyarakat Barat membuat mereka berambisi merebut
kekayaan umat Islam dan inilah salah satu alasan dimulainya Perang Salib.
Alasan-alasan lainnya adalah keinginan mengekspansi wilayah Eropa,
timbulnya fanatisme terhadap agama, keinginan untuk menaklukkan Baitul
Maqdis, serta membebaskan pemakaman suci di sana.
Perang
Salib pertama dimulai di bawah pimpinan Urbanus kedua. Dengan fatwa para pendeta
kristen, pasukan besar Eropa, disertai tokoh-tokoh pemerintah Eropa dan
pimpinan gereja bergerak menuju Baitul Maqdis yang berlokasi di tanah
pendudukan Palestina. Di sepanjang kota-kota Islam yang mereka lalui, mereka
membunuhi ratusan ribu manusia, lelaki, wanita, dan anak-anak. Sejarawan
terkenal Perancis, Gustav Lubon mengenai Perang Salib menulis, “Di zaman
terjadinya Perang Salib, peradaban timur berada dalam tahap kegemilangannya
berkat Islam. Sebaliknya, Eropa tenggelam dalam kegelapan dan kezaliman. Ada
sekelompok tentara salib yang ganas. Mereka membunuh dan merampok kawan maupun
lawan, kelompok sendiri maupun pasukan asing.”
Perang
Salib membawa kemajuan sosial bagi masyarakat Barat. Rakyat Eropa yang saat itu
berperadaban rendah, mulai mengenal kecemerlangan peradaban umat Islam dan
mereka mulai mempelajari ilmu dan peradaban dari rakyat muslim. Tetapi, seperti
apa yang telah ditulis oleh sejarawan terkenal bernama Twin B, “Orang-orang
Kristen mengambil manfaat dari kemajuan peradaban dan kesenian umat Islam
tetapi permusuhan bersejarah fanatisme Kristen dengan Islam Timur tidak pernah
berkurang.”
C.Aktivitas
Misionaris.
Seorang
tokoh misionaris yaang bernama berkata :” jika kaum muslimin di seluruh Jazirah
Arabia bersatu, maka akan mengakibatkan gelombang dampak petaka dan bahaya
besar bagi dunia, sebaliknya menjadi nikmat pula bagi mereka. Namun apabila
mereka tetap berpecah-belah, maka kaum muslimin akan berada pada suatu kondisi
yang lumpuh dan tidak terpengaruh.([2])
Karenanya
pendeta Calhum Symon menjelaskan, bahwa hakekat tujuan misionaris adalah
mencerai-beraikan kaum muslimin. Ini dilakukan karena nasrani barat menganggap
bahwa agama islam sebagai kendala bagi misi mereka. Rasa permusuhan dengan
agama islam digambarkan oleh seorang orientalis terkemuka bangsa Jerman yang
bernama Beiker dalam tulisannya ; “ sesungguhnya permusuhan yang terjadi
diantara ummat Islam dan Nasrani, karena Islam dianggap sebagai penghambat
utama bagi perkembangan agama Nasrani, dan perkembangan agama islam itu sendiri
yang kokoh dihadapan kolonialis yang mudah diterima dan bersemi di
negara-negara jajahannya”.([3])
Untuk daerah yang penduduknya
tergolong masyarakat kurang mampu, aktivitas misi dilakukan dengan siasat
sentuhan perasaan yang dalam dengan santunan. Para
Misionaris juga berdialog dan berhubungan langsung dengan penduduk pribumi dan
masuk dalam kehidupan pribadi mereka, untuk menyelami rahasia kehidupan mereka,
dan memanfaatkannya demi mencapai tujuan Misionarisme.
Doktor Mustafa Khaledi dan Doktor A.
Farukh, penulis buku “Misionaris dan Imperialisme” dengan menyebutkan berbagai
contoh alasan-alasan pengiriman Misionaris ke berbagai negara muslim menyatakan
bahwa tujuan para Misionaris itu bukanlah perbaikan kehidupan maknawi penduduk
pribumi, melainkan merusak dan menjadikan kaum Muslimin berada di bawah
kekuasaan mereka.
Ketika
Barat masuk ke negara-negara Islam ia membawa serta misi agama, politik,
ekonomi dan kebudayaan. Namun tidak banyak yang melihat bahwa Barat itu sendiri
telah membawa seperangkat doktrin pemikiran yang berdasarkan pandangan hidup
mereka. Hal ini dapat dicermati dari fakta sejarah bahwa gerakan kolonialisme
selalu disertai atau bahkan didahului oleh kegiatan misionaris Kristen yang
berkaitan dengan orientalisme. Keduanya tidak lain dari serangan pemikiran.
Kerja sama misionaris, orientalis dan kolonialis ini telah lama terjadi dan
dapat dibuktikan melalui pengakuan Alb C. Kruyt (tokoh Nederlands
bijbelgenootschap) dan OJH Graaf van Limburg Stirum, seperti yang dikutip
oleh Dr. Aqib Suminto berikut ini:
“……kristenisasi
merupakan faktor penting dalam proses penjajahan dan zending Kristen merupakan
rekan se persekutuan bagi pemerintah kolonial, sehingga pemerintah akan
membantu menghadapi setiap rintangan yang menghambat perluasan zending.([4])
Peran
Snough Hurgronye sebagai orientalis dalam memuluskan penjajahan Belanda di
Indonesia merupakan bukti kongkrit kerja sama antara orientalisme, misionarisme
dan kolonialisme Barat. Targetnya lagi-lagi berkaitan dengan pemikiran, yaitu
untuk mengubah cara berfikir umat Islam. Program Kristenisasi yang saat ini
menonjol adalah penghancuran pemikiran umat Islam. Strategi ini telah lama
diikrarkan oleh Samuel Zwemmer seorang orientalis Yahudi yang menjabat direktur
organisasi misionaris dan pendiri Jurnal the Muslim World. Pada tahun
1935 pada Konferensi Misionaris di Kota Yerussalem Zwemmer mengatakan bahwa:
“Misi
utama kita sebagai orang Kristen bukan menghancurkan kaum Muslimin, namun
mengeluarkan seorang Muslim dari Islam, agar jadi orang Muslim yang tidak
berakhlak. Dengan begitu akan membuka pintu bagi kemenangan imperialis di
negeri-negeri Islam. Tujuan kalian adalah mempersiapkan generasi baru yang jauh
dari Islam. Generasi Muslim yang sesuai dengan kehendak kaum penjajah, generasi
yang malas, dan hanya mengejar kepuasan hawa nafsunya.”
Di dalam mata rantai kebudayaan
Barat, gerakan misi punya dua tugas: menghancurkan peradaban lawan (baca:
peradaban Islam) dan membina kembali dalam bentuk peradaban Barat. Ini perlu
dilakukan agar Muslim dapat berdiri pada barisan budaya Barat akhirnya muncul
generasi Muslim yang memusuhi agamanya sendiri.([5])
Harry
Dorman, dalam bukunya Towards Understanding Islam, mengungkapkan
pernyataan seorang misonaris Kristen: “Boleh jadi, dalam beberapa tahun
mendatang, sumbangan besar misionaris di wilayah-wilayah Muslim akan tidak
begitu banyak memurtadkan orang muslim, melainkan lebih banyak menyelewengkan
Islam itu sendiri. Inilah bidang tugas yang tidak bisa diabaikan.” Dr.
Cragg, seorang misionaris terkenal asal Inggris, menyatakan:“Tidak perlu
diragukan bahwa harapan terakhir misi Kristen hanyalah melakukan perubahan
sikap umat Muslim, sedemikian rupa sehingga mereka mau bertoleransi.
Apa yang disampaikan Zwemmer 70 tahun
yang lalu itulah kini yang diterapkan Barat untuk strategi perang pemikiran
terhadap umat Islam. Oleh sebab itu gerakan Kristenisasi berkembang dari
konversi kepada gerakan distorsi dan perang pemikiran.
D. Metode-metode dalam Misionarisme/Kristenisasi.
Misionarisasi/kristenisasi bukanlah sebuah misi serampangan yang tidak terkoordinir dan terorganisir, tapi ia lebih merupakan misi yang tersistem dan berada dibawah pengawasan pihak gereja dan negara-negara Eropa yang punya misi khusus terhadap negeri Islam. Diantara metode yang dipakai adalah:
A. Institusi-institusi Pendidikan
Mereka mendirikan sekolah-sekolah di negara-negara Islam guna membuka kesempatan bagi anak-anak muslim untuk bisa sekolah disana, ini siasat mereka guna meragu-ragukan keyakinan dan keimanan generasi anak muslim terhadap Islam. Pihak misionaris telah untung besar dan mereka sangat menyadari arti pentingnya keberadaan sekolah-sekolah ini guna memuluskan aksi mereka. Sehingga Zweimmer mengatakan: (institusi-institusi pendidikan merupakan pagar pembatas pergesekan langsung antara Islam dan Kristen) .
Seorang misionaris wanita Anna Millighan berkata: (Kami telah mampu mengumpulkan di Akademi Khusus Wanita di Kairo sejumlah anak bangsawan dan orang-orang berpangkat, rasanya tidak pernah ditemukan di tempat lain sejumlah besar wanita muslimah berada di bawah penguasaan Kristen dan pada gilirannya tidak ada media yang lebih efektif dan ampuh dalam penghancuran benteng Islam dibanding dengan fasilitas institusi-institusi pendidikan ini) . Dante (misionaris) berujar: "Pendidikan adalah media krusial untuk mengokohkan pemahaman tentang teologi ketuhanan dan praktik ibadah Kristen terhadap para peserta didik” .
B. Kegiatan-Kegiatan Sosial
Program ini dilancarkan dengan mendirikan penampungan dan rumah-rumah singgah bagi orang jompo, anak-anak yatim, gelandangan dan orang hilang, mendirikan asrama mahasiswa-mahasiswi, mengunjungi mereka yang terbaring di rumah sakit, yang mendekam dalam penjara serta memberikan hadiah cuma-cuma dan pelayanan-pelayanan pada mereka yang membutuhkan .
C. Beasiswa Pendidikan
Membuka kesempatan seluas-luasnya kepada para mahasiswa ataupun sarjana muslim yang berprestasi untuk mengenyam kuliah di luar negeri (Barat) sehingga pemikiran mereka terpengaruh dan kembali ke tanah air dengan wajah dan karakter baru serta membawa spirit dan kultur Barat.
D. Pelayanan Medis dan Kesehatan
Program ini terwujud dengan pembangunan rumah sakit dan klinik-klinik kesehatan, mengutus para relawan dan perawat ke daerah-daerah terpencil guna perbaikan gizi masyarakat setempat. Media ini sangat berpengaruh buruk terhadap masyarakat miskin di daerah terpencil tersebut. Morison berkata: "Kita sangat setuju bahwa tujuan utama dari program-program kristenisasi dalam bentuk kunjungan orang-orang yang sakit terbaring di rumah sakit adalah memahamkan mereka bahwa masih ada Yesus Sang Penyelamat dan menjadikan mereka anggota-anggota baru gereja" . Perkataan Paul Horisson: "Kita telah menemukan cara untuk menjadikan pria-pria Arab dan wanitanya menjadi pemeluk agama kristen" .
E. Penyelenggaraan ceramah umum, seminar, percetakan buku, penerbitan majalah, koran dan selebaran secara periodik guna membeberkan ide-ide busuk mereka.
Para misionaris sengaja menebarkan buku dan majalah mereka di dua kota yaitu Kairo dan Beirut. Ibukota Mesir, Kairo dijadikan oleh Protestan sebagai pusat penebaran brosur-brosur yang berisi kampanye kristen di Mesir dan dunia Islam, mereka juga mendirikan penerbit Amerika di kota Beirut yang akhirnya menjadi media paling penting kristenisasi di Timur. Sementara para pendeta dan pastur memusatkan seluruh kegiatan jurnalistik mereka di penerbit Katolik di Beirut semenjak tahun 1887. Dan upaya mereka berjalan sangat efektif .
F. Melakukan diskusi dan evaluasi terhadap keberhasilan program-program kristenisasi dengan menyelenggarakan kongres-kongres para misonaris secara periodik baik berskala nasional maupun Internasional.
G. Mengasuh lembaga-lembaga swadaya masyarakat, organisasi dan partai politik yang nyata-nyata menyimpang dari prinsip Islam. Tokoh-tokoh kristen telah mencetak rekor karena afiliasi mereka pada partai-partai dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat Arab guna memuluskan aksi mereka dalam proyek penjauhan umat Islam dari agamanya. Diantara tokoh-tokoh Barat itu: Michael Aflaq anggota Partai Ba’ats Sosialis Arab, George Habsy pada partai nasionalis Arab dan Front Kebangsaan untuk Kemerdekaan Palestina, Neif pada Partai Demokrasi Kebangsaan, Anthon Pemimpin Partai Nasional Suriah. Tokoh-tokoh kristen punyan peranan yang sangat penting sekali dalam membakar semangat Nasionalisme Arab.
Misionarisasi/kristenisasi bukanlah sebuah misi serampangan yang tidak terkoordinir dan terorganisir, tapi ia lebih merupakan misi yang tersistem dan berada dibawah pengawasan pihak gereja dan negara-negara Eropa yang punya misi khusus terhadap negeri Islam. Diantara metode yang dipakai adalah:
A. Institusi-institusi Pendidikan
Mereka mendirikan sekolah-sekolah di negara-negara Islam guna membuka kesempatan bagi anak-anak muslim untuk bisa sekolah disana, ini siasat mereka guna meragu-ragukan keyakinan dan keimanan generasi anak muslim terhadap Islam. Pihak misionaris telah untung besar dan mereka sangat menyadari arti pentingnya keberadaan sekolah-sekolah ini guna memuluskan aksi mereka. Sehingga Zweimmer mengatakan: (institusi-institusi pendidikan merupakan pagar pembatas pergesekan langsung antara Islam dan Kristen) .
Seorang misionaris wanita Anna Millighan berkata: (Kami telah mampu mengumpulkan di Akademi Khusus Wanita di Kairo sejumlah anak bangsawan dan orang-orang berpangkat, rasanya tidak pernah ditemukan di tempat lain sejumlah besar wanita muslimah berada di bawah penguasaan Kristen dan pada gilirannya tidak ada media yang lebih efektif dan ampuh dalam penghancuran benteng Islam dibanding dengan fasilitas institusi-institusi pendidikan ini) . Dante (misionaris) berujar: "Pendidikan adalah media krusial untuk mengokohkan pemahaman tentang teologi ketuhanan dan praktik ibadah Kristen terhadap para peserta didik” .
B. Kegiatan-Kegiatan Sosial
Program ini dilancarkan dengan mendirikan penampungan dan rumah-rumah singgah bagi orang jompo, anak-anak yatim, gelandangan dan orang hilang, mendirikan asrama mahasiswa-mahasiswi, mengunjungi mereka yang terbaring di rumah sakit, yang mendekam dalam penjara serta memberikan hadiah cuma-cuma dan pelayanan-pelayanan pada mereka yang membutuhkan .
C. Beasiswa Pendidikan
Membuka kesempatan seluas-luasnya kepada para mahasiswa ataupun sarjana muslim yang berprestasi untuk mengenyam kuliah di luar negeri (Barat) sehingga pemikiran mereka terpengaruh dan kembali ke tanah air dengan wajah dan karakter baru serta membawa spirit dan kultur Barat.
D. Pelayanan Medis dan Kesehatan
Program ini terwujud dengan pembangunan rumah sakit dan klinik-klinik kesehatan, mengutus para relawan dan perawat ke daerah-daerah terpencil guna perbaikan gizi masyarakat setempat. Media ini sangat berpengaruh buruk terhadap masyarakat miskin di daerah terpencil tersebut. Morison berkata: "Kita sangat setuju bahwa tujuan utama dari program-program kristenisasi dalam bentuk kunjungan orang-orang yang sakit terbaring di rumah sakit adalah memahamkan mereka bahwa masih ada Yesus Sang Penyelamat dan menjadikan mereka anggota-anggota baru gereja" . Perkataan Paul Horisson: "Kita telah menemukan cara untuk menjadikan pria-pria Arab dan wanitanya menjadi pemeluk agama kristen" .
E. Penyelenggaraan ceramah umum, seminar, percetakan buku, penerbitan majalah, koran dan selebaran secara periodik guna membeberkan ide-ide busuk mereka.
Para misionaris sengaja menebarkan buku dan majalah mereka di dua kota yaitu Kairo dan Beirut. Ibukota Mesir, Kairo dijadikan oleh Protestan sebagai pusat penebaran brosur-brosur yang berisi kampanye kristen di Mesir dan dunia Islam, mereka juga mendirikan penerbit Amerika di kota Beirut yang akhirnya menjadi media paling penting kristenisasi di Timur. Sementara para pendeta dan pastur memusatkan seluruh kegiatan jurnalistik mereka di penerbit Katolik di Beirut semenjak tahun 1887. Dan upaya mereka berjalan sangat efektif .
F. Melakukan diskusi dan evaluasi terhadap keberhasilan program-program kristenisasi dengan menyelenggarakan kongres-kongres para misonaris secara periodik baik berskala nasional maupun Internasional.
G. Mengasuh lembaga-lembaga swadaya masyarakat, organisasi dan partai politik yang nyata-nyata menyimpang dari prinsip Islam. Tokoh-tokoh kristen telah mencetak rekor karena afiliasi mereka pada partai-partai dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat Arab guna memuluskan aksi mereka dalam proyek penjauhan umat Islam dari agamanya. Diantara tokoh-tokoh Barat itu: Michael Aflaq anggota Partai Ba’ats Sosialis Arab, George Habsy pada partai nasionalis Arab dan Front Kebangsaan untuk Kemerdekaan Palestina, Neif pada Partai Demokrasi Kebangsaan, Anthon Pemimpin Partai Nasional Suriah. Tokoh-tokoh kristen punyan peranan yang sangat penting sekali dalam membakar semangat Nasionalisme Arab.
E.Siasat Umum Misionaris.
Semua jalan ditempuh misionaris
dengan konsisten serta pemikiran yang matang, bahwa mereka akan berhasil
mencapai sasaran. Siasat misinya merayap pada kesatuan bahasa di
Mesir serta lembaga-lembaga pendidikan seperti di Damaskus dan Bagdad dengan
jaminan anggaran yang dipenuhi oleh negara-negara barat, dalam rangka penanaman
benih pendidikan barat pada jiwa-jiwa muslimin.Di bidang tersebut, mereka
mencapai hasil yang gemilang sebagai yang ditargetkan. Suatu kenyataan yang
dapat kita saksikan, berlomba-lombanya putra-putra pembesar muslim yang
menuntut ilmu di negara-negara barat seakan-akan mereka luas dalam wawasan
berpikir dengan pandangan pengetahuan yang dalam.
Bidang-bidang garapannya sebagai berikut :
1.
Pembinaan bidang ilmiah yang meliputi ; lembaga pengembangan
bahasa di mesir dan lembaga pengembangan ilmu pengetahuan di Damaskus
2.
Tujuan mereka sebagai tenaga ahli yang diperbantukan
3.
Mereka menerbitkan buku hasil dari karangan mereka
sendiri
4.
Mereka membina murid-murid pilihan
5.
Misionaris memperoleh dana dari bantuan-bantuan dari
perusahaan, pemuka agama negara Eeropa dan milyarder Amerika.([6])
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Misionarisme
dalam pandangan umat islam dengan pemahaman orang-orang Barat adalah hal yang
tidak dibenarkan. Ketika kaum muslimin mempelajari bentuk-bentuk,
perantara-perantar dan faktor-faktro pendorong timbulnya misionarisme, tiada
lain dilakukan sebagai bentuk kewaspadaan kepada kaum muslimin akan tipu daya
kaum misionaris.
Inilah
pandangan khusus kita mengenai gerakan misionarisme yang sekilas hampir sama
dengan dengan pandangan orang Nasrani mengenai pola dakwah Islam, padahal
keduanya jelas-jelas berbeda dari sisi bahasa dan juaga budayanya. Islam tidak
mengenal istilah pengislaman sebagaimana dalam agama Kristen dikenal dengan bebagai
istilah antara lain; Kristenisasi, Misionarisme, Pembaptisan.
Sesungguhnya
islam tidak rela dan tidak mengakui cara-cara tidak terpuji, seperti adanya
pemaksaan dalam hal beragama, juga mengambil kesempatan dibalik kesusahan orang
lain, dengan dalih misi sosial, walaupun tujuannya bisa dibenarkan akan tetapi
yang kita tolak adalah cara-cara pemaksaan yang dilakukan untuk mencapai
tujuannya.
Ada banyak hal yang dirusak oleh kaum
misionaris, mulai dari penghilangan sejarah yang telah diukir oleh ummat islam
dahulu, orang-orang misionaris telah mencoreng lembaran-lembaran putih yang
dihasilkan oleh islam dengan warna-warna kelam dan gelap, bahkan tidak disebut
sedikitpun kemajuan peradaban yang telah dicapai oleh ummat islam kecuali islam
hanya digambarkan sebagai agama yang identik dengan agama peperangan dan fitnah.
Siasat
umum misionaris mencakup beberapa bidang yaitu :
1.
Pembinaan bidang ilmiah yang meliputi ; lembaga
pengembangan bahasa di mesir dan lembaga pengembangan ilmu pengetahuan di
Damaskus
2.
Tujuan mereka sebagai tenaga ahli yang diperbantukan
3.
Mereka menerbitkan buku hasil dari karangan mereka
sendiri
4.
Mereka membina murid-murid pilihan
5. Misionaris memperoleh dana dari
bantuan-bantuan dari perusahaan, pemuka agama negara Eeropa dan milyarder
Amerika
Metode-metode dalam Misionarisme/Kristenisasi misalnya ; Institusi-institusi Pendidikan, Kegiatan-Kegiatan Sosial, Beasiswa pendidikan, Pelayanan medis
dan kesehatan dan lain sebagainya.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini referensi yang
digunakan masih sedikit dan apabila akan
menggunakan referensi yang lebih banyak lagi itu akan lebih baik. Waktu yang
diberikan tergolong singkat untuk pembuatan sebuah makalah sehingga untuk
pembuatan makalah selanjutnya disarankan untuk menggunakan referensi dan waktu
yang lebih banyak. Kemudian kesulitan dalam mencari sumber rujukan juga sangat
dirasakan dalam penulisan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Daud Rosyid, Melawan Sekularisme,usamah press,(2009)
Aqib Suminto, Politik
Islam Hindia Belanda, LP3ES, (1985)
Ali Gharisah, Wajah Dunia Islam Kontemporer,
Pustaka Al Kautsar, (1989)
Ibrahim Khalil Ahmad, Siasat Misi Kristen dan Orientalis.
Ibrahim Khalil Ahmad, Siasat Misi Kristen dan Orientalis.
[1]
.)Daud Rosyid, Melawan Sekularisme,hal.31-36
[2]
.)Al-Islam Wal Irsyaliyah,
halaman 44, 48
[3]
.)Attabsyir Wal Isti’mar,
halaman 117
[4]
.) Aqib Suminto, Politik Islam
Hindia Belanda, LP3ES, 1985, hal. 26.
[5]
.) Ali Gharisah, Wajah Dunia Islam
Kontemporer, Pustaka Al Kautsar, 1989, hal. 41
[6]
.)Ibrahim Khalil Ahmad, Siasat Misi Kristen dan Orientalis. Hal:101.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar